Backpacker Banyuwangi dari Solo
Yey... Liburan akhir semester datang diakhir Desember 2017, dan memutuskan untuk jalan ke Banyuwangi.
Dua bulan sebelumnya, sudah nyari temen buat ke Banyuwangi, biar rame dan menghemat budget, hehe... (mau ngirit juga buat tabungan nikah. ahahaha).
Awalnya yang mau ikut backpekeran lumayan banyak dari temen kampus. Tapi ujung-ujungnya hanya berempat yang berangkat. Okelah, jalan berempat juga lumayan rame. Terus, sebelum persiapan ke Banyuwangi, aku cari-cari dulu segala hal tentang Banyuwangi lewat internet. Dimana penginapan yang murah, nyewa kendaraan yang murah, makan yang murah, dan segala hal yang murah. Maklum, karena backpackeran itu harus sebisa mungkin ngirit. hahaha
Sebelum berangkat, tragedy kesalahan. Hehe…. Seharusnya beli tiket itu mungkin sebulan sebelum keberangkatan agar tidak kehabisan tiket kereta. Tapi kita beli tiket H-5 keberangkatan. Saat itu, tiket kereta menuju Banyuwangi sudah habis terjual sampai akhir bulan Januari.
Awalnya yang mau ikut backpekeran lumayan banyak dari temen kampus. Tapi ujung-ujungnya hanya berempat yang berangkat. Okelah, jalan berempat juga lumayan rame. Terus, sebelum persiapan ke Banyuwangi, aku cari-cari dulu segala hal tentang Banyuwangi lewat internet. Dimana penginapan yang murah, nyewa kendaraan yang murah, makan yang murah, dan segala hal yang murah. Maklum, karena backpackeran itu harus sebisa mungkin ngirit. hahaha
Sebelum berangkat, tragedy kesalahan. Hehe…. Seharusnya beli tiket itu mungkin sebulan sebelum keberangkatan agar tidak kehabisan tiket kereta. Tapi kita beli tiket H-5 keberangkatan. Saat itu, tiket kereta menuju Banyuwangi sudah habis terjual sampai akhir bulan Januari.
Pupus harapan. Naik bis? Tidak! Itu pilihan yang tidak menyenangkan. Apalagi salah satu dari kita berempat ada yang tidak mau jika naik bis. Akhirnya kami mencari alternatif lain. Yaitu dengan transit Surabaya dulu baru melanjutkan perjalanan ke Banyuwangi. Pulangnya juga sama, dari Banyuwangi transit dulu ke Surabaya, ganti kereta dan baru pulang ke Solo.
...
27 Desember 2017
Kami berangkat dari stasiun Purwosari pukul 20.26 malam, karena takut ketinggalan kereta, kami memutuskan untuk datang sekitar jam 7 malam. Jadi nunggu di stasiun Purwosari sekitar satu jam setengah, kami gunakan untuk ngobrol-ngobrol dan cari referensi lagi tentang kota Banyuwangi. 30 menit sebelum keberangkatan, kami boarding pass terlebih dahulu lalu cek-in kereta.
Sesuai yang tertera di tiket, perjalanan dari Solo menuju ke Surabaya (Surabaya Gubeng) membutuhkan waktu sekitar 5 jam. Berangkat dari Solo pukul 20.26 sampai Surabaya tanggal 28 Desember pukul 01.35 dini hari.
28 Desember 2017
Dan sampai di Surabaya, kami tidak langsung naik kereta berangkat ke Banyuwangi. Tidak!!!! Kita harus nunggu jam 4.25 untuk berangkatan kereta dari Surabaya menuju Banyuwangi.
MENUNGGU. Oke. Kita menunggu di stasiun Surabaya Gubeng sambil cuci muka dan tiduran di stasiun. Haha, maklum, mata masih ngantuk karena di dalam kereta nggak bisa tidur.
Setelah menunggu sekitar 3 jam, akhirnya kereta menuju Banyuwangi datang. Yey.... Banyuwangi, i'm coming.. hehehe... Saat perjalanan dari Surabaya ke Banyuwangi, kita berempat duduknya berpisah. Dari hal itu membuat kita bisa tidur nyenyak karena tidak mungkin kita ngobrol. Mengingat kalau kita barengan pasti lebih memilih ngobrol daripada tidur. Jadi perjalanan selama 7 jam menuju Banyuwangi, kita gunakan untuk istirahat.
Sampai di Banyuwangi, tiket kita sebenarnya berhenti di Banyuwangi Baru, setelah mencari referensi tentang “lebih enak berhenti dimana kalau tujuan travelingnya ke Ijen dan Baluran?” Jawabannya adalah Stasiun Karangasem. Jadi, kami memutuskan untuk turun di stasiun Karangasem bukan di stasiun Banyuwangi Baru.
Jam 11.40 kita sampai di stasiun Karangasem. Badan sudah tidak enak rasanya karena sehari semalam nggak mandi. Ditambah belum makan nasi dan hanya ngemil dan makan roti. Lapar!!! Jadi kami memutuskan untuk mandi di stasiun walau ada tulisan “dilarang mandi”, tapi kami tetap mandi di toilet stasiun Karangansem karena stasiun itu sudah sepi banget.
Setelah mandi, sekalian aja langsung nyari homestay. Sebelum ke Banyuwangi, sudah sempet baca artikel tentang penginapan murah di daerah statiun Karangasem. Dan benar saja, kita ketemu dengan penginapan yang harganya murah. Namanya penginapan Subur. Letaknya adalah tepat di depan stasiun Karangasem. Penginapan Subur juga menyediakan rental motor dan trip menyewa mobil. Jadi tidak perlu pusing buat kalian kalau mau ke Banyuwangi. Di stasiun Karangasem, semuanya sudah ada. heheh, kecuali jodoh. Di sana tidak menyediakan jodoh.. ahahaha
Sudah dapat homestay, langsung sholat dhuhur, cari makan dan balik ke homestay buat tidur sejam saja lah, setelah itu mau traveling keliling Banyuwangi.
Nah, setelah satu jam tidur, langsung kita nyewa motor di homestay itu. Yang punya homestay ramah, nanya kita dari mana, tujuan ke Banyuwangi ke mana saja. Sampai kita direkomendasikan tempat-tempat wisata di Banyuwangi.
Jadi hari pertama di Banyuwangi, kita memutuskan untuk langsung trip ke Taman Nasional Baluran.
Pukul 14.30 kita berangkat dari homestay menuju ke Taman Nasional. Berbekal doa, juga karena sudah diberitahu oleh ibu yang punya homestay, patokannya adalah arah ketapang, kalau sudah nemu penyebrangan ketapang tinggal ikuti jalan aja lurus terus, nanti letak pintu masuk TN Baluran ada di kanan jalan. Di perjalanan menuju TN Baluran, pemandangan indah, sisi kanan ada laut dan sisi kiri ada gunung. Banyuwangi the best pokoknya.
Setelah perjalanan sekitar satu jam dari homestay kita (stasiun karangasem), sampai juga di pintu masuk TN Baluran. Dan ternyata, TN Baluran itu masuk kawasan Situbondo. Sudah jam 3.30 ternyata. Sempet mikir, "bisa nikmati TN Baluran jam segini nggak ya? Soalnya mengingat TN Baluran tutup jam 5 Sore.
Nah, sebelum beli tiket masuk, kita poto-poto dulu di pintu masuknya. Itung-itung sebagai kenangan kita di Situbondo. hehehe.
Ada 3 tiket yang diberikan oleh petugasnya. Yaitu Karcis masuk kendaraan, karcis masuk pengunjung, dan Karcis pengamatan hidupan liar. Setelah dapat tiket dan membayarnya, kita langsung cus masuk ke TN Baluran, keburu malem datang.
Nah, saat memasuki kawasan, sudah ada plakat bertuliskan "Awas banyak monyet ekor panjang." Waduh... siap-siap saja, kalau misal ada monyet menyerang, aku mau puter balik. Haha.. enggaklah, masak Cuma gara-gara monyet gagal ke TN Baluran. Sia-sia dong… hehe
Dan benar saja, pas sampe dijembatan, sudah ada monyet terlihat. Banyak sekali. Aku disitu mencoba santai, tenang. Berpikir kalau kita tidak mengganggu, pasti monyetnya juga tidak akan mengganggu.
Jalanan menuju TN Baluran, ya Allah, berat. Rasanya pengen puter balik aja kalau mengingat sepanjang jalan menuju ke Savananya. Berlubang, gronjalan, gelap, lubangnya juga berair, karena pas itu musim hujan. Tapi, terus berjuang karena pengorbanan pasti membuahkan hasil. Hehe, jadi terus melalui jalanan yang rusak parah sepanjang 16 kilometer itu dengan gas yang kenceng juga, mengingat sudah sangat sore dan takut kalau tiba-tiba ada macan menyerang. ahaha
Di perjalanan menuju kawasan Baluran, kita melewati kawasan "Evergreen" hutan hijau sepanjang tahun. Jadi artinya hutan itu tidak pernah gersang, hijau terus entah itu musim hujan ataupun musim kemarau. Dan suasana pas melewati Evergreen, rasanya sejuk, tapi takut juga, soalnya sepi sekali dan terdengar suara ayam hutan yang berkokok. Untung nggak denger suara macan. Hahaha
Akhirnya kurang lebih 45 menit, sampai juga di Savana Bekol!!! Padahal dalam perjalanan menuju Savana terus saja mikir, "kapan ini sampainya?". Ada beberapa mobil di sana, tapi tetap terlihat sepi. Mungkin karena sudah kesorean kali ya datangnya.
Sampai di Savana Bekol, langsung poto-poto aja. Pas di sana banyak sekali monyet dan rusa. Tapi tetap tidak ketemu macan. Hahaha. Tapi karena sudah sangat sore, rusa-rusa yang awalnya ada di savana, mulai pergi meninggalkan savana, mungkin karena sudah mau tidur kali ya. Tapi monyet masih saja terlihat di sepanjang jalannya.
Seneng banget rasanya. Di TN Baluran, kita hanya disuguhkan keindahan semestanya. Savana, gunung, fauna. Sungguh indah. Saat itu, bahkan sebelum itu aku sudah jatuh cinta pada semesta. Tapi di TN Baluran, aku makin jatuh cinta dengan semesta.
Tapi karena aku sudah sangat nyaman dengan posisi di Savana bekolnya, aku tidak melakukan perjalanan mengelilingi TN Baluran. Hanya mager dan foto-foto di savana bekol, Hanya merekam keindahan alam itu dengan mata dan sesekali mengabadikannya dengan kamera. Sungguh disayangkan. Sebenarnya, dari savana bekol, kalau kita mau menjelajah lagi, di sana ada yang namanya Pantai Bama dan hutan Magrov. Tapi karena sudah terlalu sore, jam sudah menunjukkan pukul 5, kami menyudahi perjalanan di TN Baluran.
Saat mau pergi ke motor, sudah ada monyet yang nangkring dengan santainya di atas motor sewaku. Mau ngusir nggak berani. Jadi kita nunggu teman yang dua yang bawa motor sendiri, yang lagi mengeksplor lebih jauh dari bekol savana datang. Setelah mereka datang, mereka mengusir monyet itu, dan kita melakukan perjalanan kembali karena waktu sudah sangat sore. Dan masih saja menemui suara ayam hutan dan monyet yang bergelantungan di jalan.
Nyesel juga kenapa sore-sore datangnya. Jadi, selanjutnya, harus melakukan trip ke Banyuwangi season 2 untuk eksplor lebih dalam lagi di TN Baluran, biar ketemu sama macan. hahaha
Pertanyaan yang biasa muncul tentang TN Baluran,
Kalau ke TN Baluran pake motor bahaya nggak sih? Enggak, asal nggak ketemu macan nggak bahaya. Jalanan menuju Baluran juga rusak parah, jadi usahakan motor yang kalian pakai dalam keadaan fit, baik-baik saja. Oh ya, dan kalau bawa sepeda motor, diusahakan tas, makanan, dan sebagainya jangan ditinggal di motor, soalnya bakal diambil oleh monyet-monyet cantik dan ganteng pemilik baluran. hahaha
Kalau ke Balurannya jalan kaki bagaimana? Boleh aja asal mampu. 16 kilometer kalau mau jalan kaki silahkan. Tapi disepanjang perjalanan kalian tidak akan mendapatkan warung makan. Hahaha, hanya ketemu monyet saja. Yakin mau jalan sejauh 16 kilometer? Dipikir-pikir dulu ya... hehe
Tadi kok bicarain tentang macan terus, memangnya di Baluran ada macannya ya? Ada. Tapi tidak pernah masuk kawasan TN Balurannya. Ada sembunyi di hutannya. Entah bagian mana. Di Baluran kalian akan menemukan banyak fauna dan flora jika menjelajah/ mengeksplor lebih dalam lagi. Yang aku temui pas di Baluran kemarin memang hanya rusa, monyet, dan ayam hutan. Tapi di sana juga ada banteng, merak, dan banyak lagi. Cuma mungkin hewan yang lain malu-malu untuk bertemu aku. Jadi aku sarankan buat kalian yang pengen ke TN Baluran, lebih baik datang dari pagi hari saja, kalau sore, mau eksplor disana bakal kebatas waktu. Boleh malah dari pagi sampai sore, biar bisa liat sunset di TN Baluran sore harinya kalau musim kemarau.
Selain Savana, di TN Baluran ada apa saja? Banyak sekali keindahan alamnya. Selain savana, kalian bisa melihat gunung, pantai, namanya pantai Bama, dan ada hutan magrov. Sudah ada plakat yang menujukkan arah jika mau menjelajah pantai dan hutan magrovnya. Tapi aku belum mengesplor lebih jauh lagi karena memang sudah disampaikan dari awal. Kita datangnya terlalu sore. Jadi aku sarankan lagi, datang ke Baluran lebih baik dari pagi atau siang hari saja.
Itu perjalanan pas ada di TN Baluran. Sampai kembali di pintu masuk, sekitar jam 5.40, langsung cus nyari pom bensin untuk mengisi kekuatan motor. Dan sekalian nyari mushola untuk sholat magrib. Mengingatkan juga, jangan lupakan sholat walaupun kita sedang melakukan perjalanan yang jauh. Karena sejatinya, hidup kita hanya untuk beribadah. Traveling, jalan-jalan, kerja itu hanya sebagai bonus hidup di dunia. eaa...
Tapi sebelum kita menemukan pom dan musholla, kita mampir dulu di patung Gandrung untuk sejenak mengambil foto dan melihat pulau Dewata dari Banyuwangi. Endes... angin sepoi laut begitu menggoda untuk jiwa dan raga.. ahaha
Setelah selesai mengambil gambar dan menikmati angin laut sekitar lima menit, Kami melanjutkan perjalanan mencari pom dan mushola, untuk mengisi bahan bakar dan sholat dulu. Terus lanjut perjalanan ke homestay di karangasem, tapi mampir dulu cari makan karena perut sudah mulai meminta haknya untuk dibahagiakan. Jadi, kamu kapan mau dibahagiain juga? Ahahaha.....
Jadi kami makan di warung lalapan dipinggir jalan. Menu yang ditawarkan adalah ikan-ikanan. Jadi kami memesan 3 ikan lele dan satu ikan gurame dan 4 es teh. Harganya lebih murah ketimbang saat makan soto di dekat stasiun Karangasem siang tadi.
Selesai makan, cus langsung ke home stay untuk tidur. Karena memang dari kemarin, waktu tidur sudah diambil haknya untuk perjalanan tapi menyenangkan ini. Lets go....
29 Desember 2017
Selamat pagi Banyuwangi. Yey, kita masih di Banyuwangi ternyata. Kemana kita hari ini? Masih mecari referensi dan mencari pertimbangan bersama. Ke Bali mungkin? Soalnya cuma nyebrang naik kapal sejam, kita sudah sampai di Bali. Ah, semakin dilema.
Tapi akhirnya kita memutuskan untuk menjelajah Banyuwangi saja. Ke pantainya mungkin. Soalnya banyak sekali pantai di Banyuwangi ini.
Jadi pagi itu langsung kita cus nyari sunrise jam 6.30. Haha. Mana ada? Langit Banyuwangi saat itu tidak terlalu panas, mendung-mendung syahdu. Matahari bahkan dengan malu-malu terus bersembunyi di balik awan. eak...
Pagi itu yang kita tuju pertama kali adalah Watu Dodol. Watu dodol ini biasa sering digunakan orang nongkrong sambil menikmati pemandangan laut di sore hari. Iyalah, pemandangannya bagus dan kalian juga bisa meihat pulau Dewata disebrang sana. Selain itu, jika kalian melihat ke lautnya, kalian juga bisa menemukan ikan-ikan nemo berenang dengan riangnya di laut sana. Ahaha, jadi males gerak kalau sudah liat ikan-ikan itu.
Kita foto-foto dulu sebelum lanjut ke tempat selanjutnya. Sambil menikmati laut pagi itu. Dan juga belum sarapan. Mandi sudah apa belum ya? Sampai lupa. hahaha. Disana juga ada seorang bapak-bapak yang menawarkan untuk kepulau Tabunan. Pulau Tabuhan? Itu keren sekali. Kita harus nyerang dengan kapal ke sebuah pulau yang indah, yang namanya pulau Tabunan itu. Tapi sayang, harga tiket kesananya mahal, 700ribu bisa mengangkut sebangay 10 orang. Huwa... bisa digunakan trip ke Bromo itu mah. Jadi, kita tidak singgah ke pulau Tabuhan. Mungkin suatu saat nanti. Pas trip Banyuwangi season 2. Hahahahaa
Selesai dari Watu Dodol, kita lanjut lagi cari sarapan. Oh iya, sebenarnya di Watu Dodol itu ada tiket masuknya, tapi karena mungkin kita datang terlalu pagi, pagi sekali malah, kita tidak dimintai tiket masuk atau uang parkir. Jadi beneran free disana.
Terus ketemu sebuah warung makan sederhana. Namanya warung makan Sederhana. Jalan yang kita lewati adalah jalan pas mau ke TN Baluran kemarin. Kita makan dulu di warung makan Sederhana itu. Memang sederhana makannya. Nasi lauk pecel, kering tempe, dan telor, rasanya seperti makan direstoran mewah karena mungkin kita sedang kepalaran. Hahaha..
Sesekali saat sarapan pagi itu, kita mendengar cara berbicara orang Banyuwangi. Lucu saja dengernya. Ngempet tertawa dalam hati. Hahaha.. Hus, ini kan keragaman bahasa di Indonesia. Dan Bahasa Indonesia itu adalah bahasa pemersatu Indonesia. Nggak ada Bahasa Indonesia mungkin kita kesulitan dalam berkomunikasi kalau kita sedang berada di satu kota yang ada di Indonesia. Hidup Bahasa Indonesia. Hahaha (Maklum anak bahasa)
Setelah sarapan, yang Alhamdulillah bikin kenyang dan harganya luar biasa murah itu, kita lanjut perjalanan menjelajah Banyuwangi. Tujuan kita selanjutnya, berdasarkan searcing internet tempat wisata yang paling hits di Banyuwangi selain TN Baluran dan Kawah Ijen dan Pulau Tabuhan dan Red Island, kita menuju ke Kawasan Konservasi dan Edukasi Magrove Center Bengkak, yang lokasinya ternyata juga tidak terlalu jauh dari tempat sarapan kami tadi.
Menempuh perjalanan sekitar tiga puluh menit masuk ke desa, kita sampai di hutan Magrove Center Bengkak. Di sana kita menelusur hutan magrovnya. Berjalan dari pintu masuk sampai ujung magrov itu. Eh, tidak sampai ujung, hanya sampai kita lelah saja. Selain hutan magrovnya, kita juga menikmati laut disebelah hutan magrov itu. Indah. Sungguh. Banyuwangi pantas untuk dijelajahi. Hehehe.. Jadi, mari kita menjelajahi
Banyuwangi lagi di season 2.
Setelah puas menjelajah hutan magrov, kita kembali lagi ke home stay untuk mandi. Karena kenyataannya memang tadi pagi aku belum mandi. Mengingat saat itu juga hari jum'at. Langsung kita kembali ke home stay untuk istirahat juga, karena nanti malam kita berencana akan naik ke gunung Ijen.
Sampai di homestay Subur, kita puas-puasin istirahat dulu sebelum mungkin nanti sore kita mau menjelajah lagi dan malamnya kita mau ke gunung Ijen untuk melihat bluefire yang terkenal itu.
Oh iya, baju yang dibawa mulai menepis. Untung saja pemilik dari Subur Homestay bisa menyediakan jasa laudry. Haha, jadi karena kita juga masih berada di banyuwangi selama dua hari, baju yang kotor kita laudrykan. Ah, sok-sok gaya gak mau pulang bawa baju kotor. wkwkwk…
Pas di homestay, kita juga ngobrol-ngobrol sama Ibu yang punya homestay, tentang sudah kemana saja, rencana mau kemana saja, dan masih banyak sekali. Jadi kalau diceritakan, nanti bakal ngabisin waktu banyak sekali.
Siang itu, Banyuwangi hujan deres. Gagal buat keliling Banyuwangi deh. Tapi untung saja, hujan tidak berlangsung lama. Jam 3 sudah rada reda walaupun masih gerimis. Jadi kita tetep memutuskan untuk menjelajah Banyuwangi lagi. Kita melakukan perjalanan sore itu menuju ke Pantai Boom. Salah satu pantai dengan pasir hitam yang ada di Banyuwangi. Tapi sebelum ke pantai Boom, dengan gerimis yang masih menemani perjalanan kita, kita mampir dulu makan di salah satu rumah makan padang. Kita makan siang yang nyatanya sudah sore di rumah makan padang itu.
Terus lanjut lagi menuju Pantai Boom. Perjalanan menuju pantai Boom, kita juga disuguhkan dengan pemandangan Banyuwangi yang indah. Melewati kota Banyuwangi dan hutan magrov lagi. Sungguh. Sekali lagi, Banyuwangi indah buat dijelajahi.
Sampai di pantai Boom, gerimis masih membersamai kita. Ya, jadi kita dipantai Boom selain melihat air, kita juga diguryur air. Haha. Tetap kami nikmati karena pantai Boom hanya ada di Banyuwangi. hehe. Jelaslah ya..
Setelah asik foto-foto dan sesekali nyentuh airnya, kita akhiri sore hari itu. Kita kembali lagi menuju home stay untuk istirahat. Malemnya keluar lagi, ke pasar malem di Banyuwangi, karena tadi pas lewat Banyuwangi kota sempet lihat ada pasar malem. Jadi malem itu kita pergi ke pasar malem, trus mampir alfamart buat beli air minum buat ke Ijen dini hari nanti, trus cari makan malam, bakso. Pulang, istirahat ngumpulin energi buat ke tujuan kita Gunung Ijen.
30 Desember 2017
Pas pukul 12 malem, kita sudah siap untuk ke Ijen. Hari itu sedikit mendung. Kita nyari pom bensin dulu lewat google maps. Tapi dapatnya hanya pom yang sudah tutup. Oke, jadi akhirnya beli bensin di penjual pinggir jalan arah gunung Ijen yang masih buka.
Perjalanan kami ke Ijen ditemani hujan dan dingin yang luar biasa. Nah, sebelum itu, kita masuk pintu pertama, pos penjagaan untuk membeli karcis masuk area itu. Seperti sejenis masuk kawasan Ijennya. Di jalanan itu juga banyak Bapak-bapak yang menjual masker dan sarung tangan. Jadi buat kalian yang mau ke Ijen, lebih baik siap-siap sarung tangan deh, karena di atas dinginnya luar biasa.
Nah, setelah melewati pintu masuk pertama, perjalanan ternyata masih jauh sekali, jalanan nanjak terus melewati hutan yang tidak ada lampunya, sepi, sunyi, gerimis dan berkabut. Banyangin jam 12 malam melewati jalanan nanjak dan sepi. Ngeri boss. Jadi banyakin doa'a aja. Semoga sampai tujuan dengan selamat.. Amin..
Dan setelah melakukan perjalanan selama satu jam setengah, akhirnya sampai juga di jalur pendakian Kawah Ijen. Kita persiapan dulu disitu, mantol masih dipakai karena gerimis masih menemani perjalanan kita. Lalu registrasi beli Karcis masuk pendakian Ijen.
Sekitar jam 1.30 kita mulai jalan naik. Setelah beli tiket dengan harga 7500/ orang dan parkir motor 5000/ motor, kami mulai melakukan pendakian dengan gerimis yang masih turun.
Awal masuk, jalanan biasa saja, tapi makin jauh ternyata makin tinggi. Hahaha... Pengap juga. Hujan yang seharusnya dingin, malah menjadi keringetan. Haha, kita jalan santai aja yang penting sampai tujuan. lelah. Memang. Tapi disetiap jalan kita saling menyemangati. Juga banyak sekali yang jalan ke atas saat jam itu. Mungkin karena pengen lihat bluefair nya Ijen. Hehe..
Saat di perjalanan, banyak jasa angkut yang menawarkan untuk naik ojeknya. dengan biaya 300-400ribuan yang ditawarkan. Jadi buat kalian yang pengen ke Ijen tapi nggak kuat kalau mendaki tracking, bisapakai jasa ojek. Tapi jangan ditawar ya, kasihan bapak-bapaknya. Naik itu berat, mereka bahkan menarik setiap penumpang untuk sampai di atas sebanyak 3 sampai 4 orang. Jadi uang yang kalian keluarkan jika menggunakan jasa ojek itu, dibagi lagi. Belum lelahnya karena berat kalian. eh.. haha
Eh ya, sekedar informasi juga. Penambang belerang di ijen dibayar per kilonya 1000 rupiah per kilo. Naik ke gunung ijen, turun ke penambangan, naik lagi, terus turun ke bawah, Subhanallah... perjuangan seorang Ayah. Jadi buat kalian, sayangi orang tua kalian. Mereka berjuang untuk kalian. Dan bersyukurlah untuk hidup kalian. Jangan mengeluh terus. jangan jadi orang yang sudah punya sepeda, trus minta motor, sudah punya motor, pengen mobil, punya mobil, pengen punya truk, habis itu pengen punya bis. Bersyukur bos... bersyukur....
Nah, setelah melakukan perjalanan yang tiap lima menit sekali istirahat. Haha.... sampai juga di atas. Dan bau belerang sudah mulai tercium sangat menyengat. Jadi aku sarankan buat kalian untuk membawa perlengkapan seperti masker tebal untuk melindungi paru-paru kalian dari udara yang tercampur belerang ini. Walaupun di atas juga ada banyak sekali yang menawarkan masker, tetap ku sarankan untuk membawa sendiri dari rumah. (Karena saya menyesal menyewa masker. Karena ternyata sampai di lokasi, angin tertiup, jadi membuat asap belerang tidak terlalu tebal sesampainya di lokasi)
Sesampai di atas, kalian akan disuguhkan dengan hiasan lampu kota Banyuwangi yang begitu indah. Gerimis saat itu juga sudah reda. Dan kalian juga akan mendapat bonus sepanjang 700 meter dengan jalanan datar menuju kawah untuk melihat Blufire. Yang alhamdulillah saat itu masih jam 3 dini hari. Cayo.... terus berjalan sambil memandang sisi Banyuwangi malam hari. Indah banget. Sungguh. Tidak menyesal kalau kalian memilih travling ke Banyuwangi.. hehe
Pas pukul 3.40, kami sampai di lokasi. Di atas belum terlihat bluefire. Jadi kalian harus turun ke bawah untuk melihat blufire yang katanya indah itu. Tapi memang indah kok. Sungguh deh. Tapi jalan menuju ke lokasi blufire sangat ekstrim, jadi kalian juga harus sedia senter. (Oh ya, sebenarnya senter ini juga diperlukan saat kita mulai mendaki tadi ya...)
Aku memutuskan untuk turun ke bawah untuk melihat bluefire secara nyata. Tapi pas mau turun, dibawah ada tulisan bahwa selain penambang tidak boleh turun ke bawah. Tapi tetap saja banyak sekali orang yang nekad untuk turun ke bawah dan melihat blufire lebih dekat lagi. Akhirnya karena takut juga, aku tidak turun ke bawah, mencari tempat yang bisa melihat ke bluefire saja. Asal bisa melihatnya, sudah bahagia kok. Kaya ngelihat senyummu gitu.. eh,hahaha...
Sampai juga bisa melihat blufire. Bener, yang di tv-tv dan youtube itu tidak bohong. Bluefire benar-benar nyata adanya. Dan di Ijen ini kalian akan bisa melihatnya secara langsung. Nah saat itu, siap pasang kamera, tapi ternyata kamera tidak bisa dihidupkan karena kedinginan. YaAllah.... gimana cara buat mengabadikan blufire ini? Mikir terus, pake hp, tetep tidak terlihat jelas. Yasudah, akhirnya pasrah saja, membiarkan mata yang mengabadikan. Biarkan mataku saja yang menikmati. Haha... Jadi buat kalian yang pengen mengabadikan, bawalah kamera yang bisa nyala tiap dia kedinginan. Haha...
Selesai melihat blufire, kita naik lagi. Cari tempat yang bisa melihat sunrise. Tapi bakalan gagal karena hari itu Banyuwangi masih mendung-mendung syahdu. Jadi kami mencari tempat untuk sholat subuh sebelum melihat bagaimana Kawah Ijen ketika matahari sudah terlihat. Jadi sebelum sholat subuh di area gunung Ijen, kita memutuskan untuk istirahat sejenak. Menggelar matras sambil ngopi. Kita sudah menyiapkan air panas dan kopi sebelumnya. karena persiapan itu dibutuhkan. Yey... akhirnya menikmati kopi dengan suasana yang sangat ekstra dingin di Ijen. Pengalaman yang tidak bisa dilupakan. Sungguh.
Setelah sholat subuh, matahari mulai menampilkan cahayanya. Tapi Kawah ijen masih tertutup oleh asap belerangnya. Danau warna birunya masih belum terlihat. Jadi kita masih menunggu sambil nyari tempat yang lebih tinggi lagi. Naik sedikit keatas sambil mengamati ciptaan Sang Maha Segalanya.
Setelah menunggu, akhirnya danau warna biru terlihat juga. Indah. Luar biasa indah. Jadi kami sibuk menikmati dengan mengambil foto. Walaupun cuaca masih dingin. Tapi ku nikmati karena proses untuk ke atas begitu luar biasa dan hasil tidak pernah mengkhianati usaha. Kawah Ijen tanggal 30 Desember 2017 menjadi pemandangan yang luar bisa dari sekian pemandangan yang diciptakan Sang Pencipta yang indahnya melebihi indahnya mantan. Eh...
Oh iya, jika kalian di Ijen jangan lupa buat ke toilet dulu sebelum naik ya. Soalnya di atas tidak ada toilet. Jangan jadi seperti teman-teman saya yang bingung nyari toilet. Dan akhirnya ada kejadian lucu yang tidak bisa aku ceritakan di sini. Karena memalukan dan menggelikan jika diingat. Haha...
Setelah puas berada di Kawah Ijen, kita memutuskan turun sekitar jam 7 pagi. Jalanan tidak menanjak seperti sebelumnya. turun terus dan malah membuat kaki sakit. dan ternyata lebih enak pas mendaki ketimbang menurun. Selama perjalanan sekitar satu jam kita sampai di bawah. Mencari makan dulu sebelum melanjutkan perjalanan ke homestay.
Di bawah, banyak penjual makanan. Jadi tidak usah khawatir kalau kalian belum makan. Yang penting ada uang buat beli makanan, sudah cukup rasanya.
Jam delapan, setelah makan selesai dan sedikit istirahat meluruskan kaki, kita mulaiperjalanan lagi ke homestay. Jalanan sepi, banyak tikungan, dan turun terus, SubhanAllah, ini perjuangan lagi. Jadi dari tempat memarkir motor sampai keluar ke pintu masuk yang pertama (Yang pas dapat tiket tadi) jalanan terus turun, harus ngerem terus. Untung motor yang disewa dalam kondisi fit. Jadi tidak perlu khawatir. Banyak doa dan istigfar aja. Dan sepanjang perjalanan ngantuknya luar biasa. Rasanya pengen segera sampai homestay, ketemu air untuk mandi dan tidur... Ah.... rindu bantal.
Sekita jam sepuluh kita sampai di homestay, ternyata realita tidak sesuai ekspektasi. Yang tadinya pengen mandi, ternyata niat itu hilang musnah sudah. Karena aku memilih untuk tidur. Haha... oke... kita tidur sampai bangun. yey....
Rencana hari itu mau pergi ke Red Island, tapi ternyata kitatidurnya kaya kebo. Sekitar jam dua baru bangun. Jadi mimpi ke red island pupus sudah. Harapan buat melihat sunbset di red island sirna sudah. (Karena perjalanan ke red island mengabiskan kurang lebih 3 sampai 4 jam. Bayangpun lelahnya kayak apa) Dan akhirnya hari itu, kita lanjutkan buat ke pantai yang deket-deket saja.
Setelah sholat ashar kita traveling lagi, ke pantai (Lupa nama pantainya). Perjalanan ke pantai, ternyata Banyuwangi banjir juga karena tadi sempat diguyur hujan. Haha... Jadi kita sesekali berjuang melawan banjir. Tapi seru. Kapan lagi bisa kebanjiran di negara, eh kota orang.
Menikmmati pantai, sambil melihat orang-orang disana. Oh ya, sebelum kita ke pantai, kita sempet membeli nasi bungkus dipinggir jalan yang harganya 5000an untuk di bawa ke pantai. Jadi kita menikmatimakan sore yang dirapel makan siang itu di pinggir pantai. Sedap....
Selepas dari pantai, hujan menguyur, dan mantol tidak dibawa. Oke. kita nunggu hujan reda dipinggir jalan. Sambil melihat lalu lalalang mobil di daerah dekat dengan pelabuhan Ketapang. Pas reda kita lanjut lagi. Hujan lagi. Kita neduh lagi. Seperti itu sampai malam datang, kita misah, aku dan temanku keliling Banyuwangi dulu untuk mencari yang khas di Banyuwangi. Sementara temanku yang boncengan lain milih untuk balik ke homestay untuk tidur.
Yey.... malam itu kita keliling Banyuwangi dengan kaki yang lelah. Tapi dinikmati. Mengelilingi kota Banyuwangi dengan motor. Berhenti di sebuah tempat tongkrongan, di sana kita lihat ada camilan khas Banyuwangi. Namanya tahu walik, jadi kita membelinya. Sekedar mencaritahu bagaimana rasanya. Dan ternyata... jengjeng... rasanya seperti tahu bakso tapi cryspi terus dicolekkan sama sambel petis. Enak juga sih, buat perut yang lapar.
Pas dari tempat tongkrongan itu, kami berdua kembali ke home stay dengan bantuan google maps karena memang sulit hapal jalanan sana walaupun berulang kali sudah melewatinya. Lagi pula juga malam hari, gelap tak terlihat. Jadi pas kita kembali, kita ketemu sama sebuah mall di sana, mampir? Oke... ajak teman-teman yang lain. Jadi kita terus ke homestay untuk mengajak teman yang lain.
Tapi sekali lagi, niat itu hanya sebatas niat. Nyatanya kita memilih tidur dari pada pergi ke mall. Dan memutuskan malam itu istirahat saja, besuk masih ada waktu sampai jam 11 bisa digunakan untuk ke mall atau sekedar membeli oleh-oleh khas Banyuwangi. Tidur... ketemu bantal sampai pagi.. yey
31 Desember 2017
Hari terakhir di Banyuwangi. Dan hari itu, rencana mau ke mall atau mencari oleh-oleh khas Banyuwangi musnah sudah. Karena hujan deras mengguyur Banyuwangi dari pagi. Huwa.... sedih sedih sedih...
Jadi yasudah, mager saja di homestay. Sambil youtuban, lihat hujan, sambil lihat orang-orang yang pada lalu lalang di stasiun. Dan hujan bener-bener betah. Sarapan kita ditemani oleh bubur yang dibeliin teman yang nekat nerjang hujan bawa mantol.
Siang harinya, sebelum kita menaiki kereta, kita makan dulu di daerah stasiun. Bukan di tempatyang pertama kita beli soto. Tapi ditempat lain yang masih di kawasan stasiun. Dan ternyata harganya juga cukup mahal untuk seposinya. Kalau temen saya bilang, 'ora sido warek." Hahaha...
Oh ya, sebenarnya tiket kami harus naik dari stasiun Banyuwangi Baru. Tapi alhamdulillah kita boleh naik dari stasiun Karangasem. Sempet takut juga pas nyeritaain ke Ibu yang punya homestay, tapi beliau bilang kalau tidak boleh naik dari Karangasem, kita mau diantar sampai ke Banyuwangi Baru. Oke... alhamdulillah.. Ibunya baik. kayak aku baiknya.. hahaa
Dan tepat jam 11 kita cek-in kereta.. Selamat tinggal Banyuwangi. Dan selamat datang Surabaya... Perjalanan menuju Surabaya hari itu... indah dengan kenangan manis di Banyuwangi. Malam pergantian tahun kita akan berada di Surabaya. Wow... Pengalaman yang tidak bisa dilupakan.
Tepat pukul 21.30 kita sampai di Surabaya. Kemana kita malam itu? Tidak ada tujuan. Jadi... sudahlah, mungkin tidur saja di mushola atau tidur di stasiunnya. Dan benar, kita tidur di stasiun. Semalam sampai pagi. Sampai kereta menuju Solo datang menjemput kita. Ceileh... bersa kita yang dibutuhkan kereta padahal kita yang membutuhkan kereta.
Menunggu selama hampir sebelas jam di stasiun Surabaya Gubeng, tidak mandi, hanya sikat gigi dan cuci muka. Ah, beneran ngembel... Makan hanya snak dan roti yang masih tersisa dari saat kita berangkat. Syukuri syukuri syukuri..
1 Januari 2018
Perjalanan ke Solo dengan perasaan bahagia setelah lima hari keliling Indonesia, eh, keliling Banyuwangi. Setidaknya perjalanan itu mengajarkan tentang rasa syukur, kerinduan, dan persahabatan. Sungguh.
Dan tanggal 2 Januari kita berempat sudah harus kembali ke rutinitas semula. Hari pertama masuk sekolah. Karena kita adalah guru yang hobi jalan-jalan. Haha...
Eh ya, tunggu.... akan ada trip Banyuwangi season 2 lho. Entah nanti bareng siapa. Tapi ada. Jadi... tunggu saja. Karena eksplor Balurannya belum sampai ke ujungnya Baluran. Hehehe....
Tiket kereta Solo-Surabaya (PP)
|
Rp. 104.000 x 2 = 208.000
|
Tiket kereta Surabaya-Banyuwangi
|
Rp. 56.000 x 2 = 112.000
|
Makan Soto di Karangasem/ orang
|
Rp. 22.000
|
Penginapan 3 hari/ orang
|
Rp. 75.000
|
Sewa motor 3 hari/ orang
|
Rp. 100.500
|
Masuk Baluran/ orang
|
Rp. 17.500
|
Makan …/ orang
|
Rp. 18.000
|
Makan warung sederhana/ orang
|
Rp. 8.000
|
Masuk Magrov Center Bengkak/ orang
|
Rp. 3.000
|
Parkir Magrov Center Bengkak/ motor
|
Rp. 2.000
|
Masuk pantai Boom/ orang
|
Rp. 5000
|
Parkir pantai Boom/ motor
|
Rp. 2.000
|
Tahu walik/ porsi
|
Rp. 10.000
|
Masuk Ijen pintu 1/ orang
|
Rp. 5.000
|
Masuk Ijen pendakian/ orang + parker/ orang
|
Rp. 12.500
|
Jajan di Ijen/ orang
|
Rp. 15.000
|
Sewa masker di Ijen
|
Rp. 50.000
|
Nasi bungkus
|
Rp. 5.000
|
Bakso/ orang
|
Rp. 18.000
|
Makan terakhir di stasiun
|
Rp. 25.000
|
Bensin selama di Banyuwangi/ orang
|
Rp. 40.000
|
Total
|
Rp. 758.000
|
Note: Tidak termasuk beli minuman di indomart, bayar laundryan, beli baju dan beli segala hal yang pribadi yak..Hehe
Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar