RAPUH
Oleh : Ida Ayu Anggraeni
"Allah Maha Membolak-balikan hati manusia." Satu kalimat itu mungkin mewakili banyak sekali hal. Karena memang semua keputusan sering diambil oleh manusia berdasarkan apa kata hatinya. Tentang agama seseorang, tentang imannya kepada Allah, atau apapun itu.
"Allah Maha Membolak-balikan hati manusia." Barangkali satu kalimat itu yang selalu kau genggam ketika kamu banyak berpikir tentang seseorang. Bisa jadi, seseorang yang menganggap kamu berharga hari ini, esok akan tidak lagi membutuhkanmu. Siapa yang tahu?
Tapi, kamu kemudian yakin pada dirimu sendiri kalau hatimu tidak bisa dengan mudahnya berubah begitu saja. Ini tentang kisahmu yang menaruh rasa pada seseorang. Yang kau pikir semua akan baik-baik saja, itu yang kau yakini.
Kau mempercayai seseorang yang kau pikir juga ia akan bertahan dengan perasaannya yang dia ungkapkan kepadamu beberapa minggu yang lalu. Kau selalu yakin bahwa "hati seseorang memang mudah saja berubah, tapi kau yakin bahwa hatimu kepadanya, dan hatinya kepadamu akan tetap sama." Seyakin itu kamu. Sampai semua hal yang tidak baik atau bahkan sesuatu yang sangat buruk akan terjadi kepadamu suatu saat nanti.
Tapi kamu masih mendengarkan pikiranmu yang sudah dibutakan oleh keyakinanmu, pikiranmu yang sudah di kelabui oleh keyakinanmu yang belum tentu semuanya sesuai dengan kenyataannya nanti.
Ku lihat kamu bahagia dengan perasaan itu, kamu bahagia dengan keyakinanmu itu. Ah, barangkali memang ketika seseorang sudah dikelabui oleh rasa percaya yang teramat sangat kepada seseorang, ia akan nampak bahagia, -pun sebenarnya hatinya dipenuhi luka-luka lain. Tapi sepertinya, memang seseorang bisa membuatnya kuat dan bisa membuat utuh.
Kamu memainkan peran indah itu dengan dia. Kau ukir segala kenangannya, dengan begitu indah. Yang ada dalam pikiranmu, semuanya akan baik-baik saja. Tidak akan ada yang berubah. Kamu bertahan, dengan segala rasa itu, bersama dia, yang juga sesekali membuatmu yakin bahwa memang hal baik akan terjadi pada kalian berdua.
Sebentar lagi. Kau pikir hal luar biasa akan terjadi padamu dengannya.
Ya, sebentar lagi.
Tapi, kemudian, kamu mulai menanyai pada dirimu sendiri. Benarkah apa yang kau percaya dan kau yakini akan menuntaskannya dengan versi terbaiknya dan versi angan-anganmu?
Lihat. Lihat sekarang. Kau mulai menusur hatinya lebih dalam. Pada seseorang yang kau percayai, pada seseorang yang pikir hatinya akan sama seperti sebelumnya.
Entah hanya pikiranmu atau memang kenyataannya. Seseorang yang kau yakini itu mulai merubah sikapnya. Segala bentuk perhatiannya, kini mulai kau rasa pudar perlahan. Caranya memperlakukanmu kini perlahan mulai tidak masuk akal.
Kamu menatapnya dalam diam, mencari jawabnya yang hanya diam saja. Kau menyusur, menebak-nebak dengan berbagai kemungkinan. Tapi anehnya, masih saja kamu mempercayai bahwa tidak ada yang salah dengannya. Kamu berpikir bahwa ia baik-baik saja, ia masih sama, ia hanya ingin menyendiri dengan pikirannya, ia hanya tidak ingin diganggu. Itu saja.
Pengharapan yang tidak masuk akal. Tidak ada yang jelas, hanya kau yang membuat jalan cerita sendiri dalam kepalamu. Kau terus meyakini hatimu bahwa semua baik-baik saja, kau menyangkal bahwa perlahan ia mulai berubah. Kau membuat cerita sendiri di dalam pikiranmu, kau tak mau menerima kenyataan, bahwa apa yang kau lalui sekarang itu benar-benar menyesakkan.
Seseorang itu, seseorang yang kau pikir adalah versi terbaik bagimu untuk menjadi seseorang yang kau kagumi, untuk menjadi seseorang yang ingin kau bagi kisahmu atau sebaliknya itu, telah melukai percayamu. Telah menjadi seseorang yang dingin. sangat dingin. Bahkan jika diceritakan, akan begitu menguras air mata.
Tapi gadis sepertimu, gadis keras kepala yang mungkin tak tahu diri itu, memberikan waktu untuk membuat semuanya kembali seperti sebelumnya, yang dirasa itu sangat tidak mungkin. "Barangkali seseorang itu hanya butuh sendirian dulu," versimu begitu.
Kau masih bertahan dengan kisahmu yang pilu itu. Demi angan-angan yang kamu impikan. Kau pikir bahwa alasanmu untuk tetap hidup adalah ia, alasanmu untuk berjuang dan bertahan adalah dia.
Kau melalui segala risaumu sendirian, menanti sesuatu yang kemungkinan kecil akan sesuai dengan harapanmu. Kau masih mencoba tersenyum dan tertawa di atas luka yang mungkin saja jika orang lain yang melaluinya, tidak akan bisa.
Kau meminta maaf. Bahkan disaat kau tidak tahu telah membuat salah. Kau terus meminta maaf, padanya dan pada hatimu. Walau kau benar-benar tidak tahu salahmu dibagian apa. Atauakah salahmu karena mempercayainya, ataukah salahmu yang bergitu mengaharapkannya?
Itu berat. Sungguh berat.
Menunggunya kembali, atau kau hanya menunda dirimu untuk merasakan luka itu.
Hingga akhirnya, kau putuskan untuk membuka hatimu, merasakan kekecewaan itu, dan membuat hatimu hancur sehancur-hancurnya. Kamu akhirnya menerima segala kecewa dan lukanya. Kau menangis sepuas-puasnya. Membiarkan suara hujan mendengar isakmu, sendirian.
Terluka- Kecewa-. telah membuatmu surut, kau tutup hatimu dan bersembunyi di balik senyummu. Seolah-olah, seluruh dunia ini kejam dan jahat terhadapmu. Kau merasa sudah tidak ada yang bisa dipercaya. Bahkan hatimu sendiri. Kau menghancurkan segala mimpimu, kau berteriak pada hatimu sendiri, kau menyalahkan hatimu atas kecewamu yang berlebihan itu.
Laramu, membuatmu tak ingin percaya dengan siapapun lagi. Kamu berada di saat-saat dimana semua hal tampak mustahil, semuanya hampa, semuanya sia-sia.
Kau menatap nanar lagi pada dirimu sendiri, mencari salahmu lagi dan lagi. Kau menyesali banyak sekali waktu. Bertanya-tanya mengapa tak dari dulu saja jika akhirnya hanya akan kehilangan?
Bukan! Bukan kamu yang salah, sayang. Bukan kamu yang mengecewakan hatimu. Bukan kepercayaanmu yang salah! Bukan! Karena memang waktu terus berjalan dan hati juga tentu akan berubah kapan saja.
Kamu hanya harus merelakannya. Sepahit apapun itu, kau harus menerimanya. Karena seingin apapun kamu untuk dia tetap tinggal, jika dia inginnya pergi, lepaskan saja. Tangismu juga taka kan membuatny bisa kembali lagi padamu.
Hanya saja, percayalah dari awal, bahwa kehidupan segalanya bisa berubah. Tidak ada yang dapat kita pastikan. Didunia ini tidak ada yang pasti. Mengharap kepada manusia berarti membuka hatimu untuk merasakan kecewa. Jangan pernah menumbuhkan pengharapan kepada manusia. Sungguh itu hanya akan membuatmu terluka lagi dan lagi.
--
Karanganyar, 23 Maret 2021
Tidak ada komentar:
Posting Komentar