Tentangnya
Pada titik apa lagi aku harus bersabar?
Pada titik apa lagi aku harus bersabar?
Segala hal, rasa, dan juga waktu telah kau sita dengan iklas ku serahkan.
Seserakah apa aku?
Hingga menginginkan kamu_
Sepenggal cerita tentang kamu yang diam-diam ku doakan dalam penantianku yang lama.
Oleh : Ida Ayu Anggraeni
Seingin aku mendengar kisahmu dari mulai pagi petang hingga gelapnya malam.
Seingin aku bercerita tantang hari lelahku dari mulai gelapnya malam hingga pagi petang.
Hanya saja, mungkin semua hanya sebatas keinginan.
Karena kamu yang awalnya manis mencoba merebut segala rasa dan waktuku, kini perlahan mulai tenggelam bersama waktu yang semakin hari semakin menyesakkan.
Ku pikir, karena setiap hari yang aku lalui kini hanya tersisa kenangan yang kau ukir dalam hari-hariku yang lalu.
Tentang, senyum yang pernah kau bingkau begitu manis untukku.
Tentang, banyak cerita yang telah menjadi dongeng pengantar tidurku.
Tentang, tatapan hangat yang pernah kau perlihatkan untukku.
Kini, rasanya seperti aku kau tinggalkan.
Dalam perasaan yang selalu membuatku bertanya-tanya.
Pernahkah kau melihat kearahku?
Senyum kau kau berikan untukku kala itu, apakah semua hanya sebatas senyum tanpa makna?
Atau, pernahkah kau berpikir untuk menjadi bagian dalam hidupku yang paling indah?
Aku melakukannya.
Aku telah menjadikanmu sosok yang paling istimewa saat pertama kamu tersenyum untukku.
Dan bodohnya aku, aku membangun mimpi-mimpi seperti dinegeri dongeng.
Dinanabobo kan oleh khayalan yang jauh dari kenyataan.
Aku tidak tahu kenyataannya sampai sekarang.
Hanya saja, sampai detik ini, masih ku minta kamu pada Sang Pemilik Cinta.
Masih ku sebut namamu dalam doa yang tak tahu sampai kapan Sang Pencipta memberi jawaban.
Denganmu atau tidak.
Bersamamu atau bukan.
Allah adalah pembuat skenarionya.
Tapi, untuk akhirnya,
Aku hanya harus menerima.
Jika kamu, berarti memang Allah menggariskan kamu menjadi bagian yang terindah dalam hidupku.
Namun jika bukan, berarti ada seseorang yang jauh lebih baik yang bisa menuntunku untuk mendapat surgaNya.
Sesederhana itu.
Doa yang ku panjatkan tak pernah sia-sia.
Ada doa orang lain yang lebih rajin daripada munajatku.